Chapter 1
Introduction to Networking
Jaringan
Komputer yang saling berhubungan dan dapat berkomunikasi dengan menggunakan protokol tertentu dan memakai alat misalnya Network Internet Card (NIC), modem, dll. Contohnya yaitu internet.
Tipe koneksi internet ada 3 :
| Pyhsical : | Dengan modem atau NIC. |
| Logical : | Protokol, misalnya TCP/IP (Transmission Control |
Protocol/Internet Protocol) | ||
| Application : | Menggunakan browser, contoh IE atau Netscape |
Navigator |
Bagian-bagian PC :
| Resistor : | Hambatan. |
| Transistor : | Memperkuat sinyal & membuka & menutup circuit. |
| Capacitor : | Menyimpan energi. |
| Integrated Circuit : | Kumpulan transistor. |
| Expansion slot | |
| Floppy Disk | |
| Hard Disk | |
| CD-ROM | |
| Video & Audio port | |
| Serial Port | |
| Parallel port | |
| Motherboard |
Serial port digunakan untuk menghubungkan PC ke console router guna manajemen router.
Koneksi internet memerlukan modem yang dapat berupa internal maupun eksternal. Koneksi internet local dapat menggunakan NIC, yang perlu diperhatikan adalah
Protokol (ethernet, token ring, FDDI)
Type of media (coaxial, wireless, twisted pair)
Type of bus (PCI, ISA)
Untuk notebook dapat menggunakan PCMCIA, adapun koneksi network dengan PING (Pocket Internetwork Gropher) apakah sudah connect / belum.
Network Math
Basis 2 (Binary) : 1100 0000
Basis 10 (Decimal) : 192
Basis 16 (Hexadecimal) : C2
Konversi Basis
Contoh :
- 1. Ubahlah 16 ke binary !
- Ubahlah 0001 0000 ke decimal !
24 = 16
Konversi Basis 10 ke Basis 16
Bil. Basis 16
0 > 0 9 > 9
1 > 1 10 > A
2 > 2 11 > B
3 > 3 12 > C
4 > 4 13 > D
5 > 5 14 > E
6 > 6 15 > F
7 > 7
8 > 8
Contoh :
- a) Ubahlah 49 ke hexadecimal !
jadi hexadecimal dari 49 adalah 31
- b) Ubahlah heaxdecimal 31 ke decimal !
Konversi Basis 2 ke 16
- a) Ubahlah 1100 0010 ke hexadecimal !
- b) Ubahlah 0xC2 ke binary !
Operasi AND
11 > 1 10 > 0 01 > 0 00 > 0 |
Operasi OR
11 > 1 10 > 1 01 > 1 00 > 0 |
Operasi XOR
11 > 0 10 > 1 01 > 1 00 > 0 |
Contoh : 1100 1001 |
1100 1001 |
1100 1001 |
0100 1010
————— AND 0100 1000 |
0100 1010
—————- OR 1100 1011 |
0100 1010
————– XOR 1000 0011 |
Chapter 2
Networking Fundamentals
Peralatan-peralatan jaringan:
- 1. End-user device
Peralatan seperti computer, NIC, printer pada user.
- Network device
– repeater / hub: layer 1 OSI layer, mengirim data ke semua yang terkoneksi selain port asal data.
– bridge / switch: layer 2 OSI layer, mengirim data bentuk frame ke tujuan berdasarkan MAC address.
– router: layer 3 OSI layer, menghubungkan 2 network yang berbada;
mengirim data ke tujuan bedasarkan IP address.
Istilah-istilah jaringan:
- A. Sneaker net : istilah untuk sekumpulan computer yang tidak terkoneksi jari B. Local Area Network (LAN) : jaringan skala kecil, biasanya dalam 1 bangunan
atau area.
- C. Wide Area Network (WAN) : jaringan skala besar, contohnya: antar kota atau antar
Protokol digunakan sebagai aturan dalam berkomunikasi. Contoh protocol:
- FTP untuk mengirim dan membuka data pada FTP server.
- TFTP untuk recovery system pada router atau switch.
- DHCP untuk dynamic IP address.
- DNS untuk memetakan domain name ke IP addess.
- Telnet untuk remote login ke komputer lain.
- SNMP untuk manajemen jaringan.
- SMTP untuk menangani email.
- HTTP untuk menangan request halaman web.
Macam-macam network topology:
OSI Layer
OSI Layer adalah standarisasi layer pada jaringan yang paling umum, terdiri dari:
- Application
- Presentation
- Session
- Transport: Datanya dalam bentuk segment.
- Network: Memecah segment ke dalam beberapa packet. Di packet ada ada informasi IP address untuk dikirim lewat routing table.
- Data Link: Data dikirim dalam bentuk frame dan ada informasi MAC address.
- Physical: Layer paling bawah yang menggambarkan koneksi titik jaringan misalnya cable. Data dikirim dalam bentuk bits.
TCP/IP
TCP/IP adalah network protocol yang paling sering dipakai untuk jaringan, salah satunya adalah jaringan Internet. Layer TCP/IP terdiri dari:
- Application: Penggabungan layer Application, Presentation dan Session pada OSI Layer.
- Transport: Sama dengan layer Transport pada OSI Layer.
- Internet: Sama dengan layer Network pada OSI Layer.
- Network Access: Penggabungan layer Data Link dan Physical pada OSI Layer.
Bandwidth
Bandwidth adalah besar jalur data. T = S / Bw
T = waktu untuk transfer
S = size dari file
Bw = Bandwidth
Chapter 3
Networking Media
Networking Media
– Copper media
– Optical media
– Wireless media
Copper media.
Media yang paling banyak digunakan dalam jaringan LAN adalah copper cable/ kabel tembaga. Terdiri dari banyak macam jenis seperti:
– Coaxial kabel
– Bandwith: 10Mbps
– Biaya tidak terlalu mahal
– Media dan connector size: Medium
– Jarak maximum kabel: 500m
Didalam LAN, kabel coaxial mempunyai nilai plus yang tidak dipunyai kabel STP dan UTP, yaitu jarak maximum yang dapat digunakan tanpa menggunakan bantuan repeater. Repeater adalah alat yang memperkuat signal di dalam jaringan agar bisa meng-cover jarak yang jauh. Coaxial kabel lebih murah dari fiber optic dan teknologinya lebih dikenal umum. Kebanyakan digunakan pada alat-alat telekomunikasi, seperti: Telivisi kabel (kabel vision). Saat sekarang ini jenis Coaxial kabel sudah jarang dipakai pada jaringan Ethernet.
– Shielded twisted-pair (STP) kabel
– Bandwith: 0-100 Mbps
– Biaya: Moderate/ agak mahal
– Media dan connector size: Sedang sampai Besar
– Maximum panjang kabel: 100m
Jarang digunakan pada jaringan, karena faktor harga dan perlu di- grounded/pembumian pada kedua ujungya untuk mengurangi/menghilangkan noise.
–Unshielded twisted-pair (UTP)
– Bandwith: 10 – 100 – 1000 Mbps( tergantung dari kualitas/ katagori kabel)
– Biaya: lebih murah
– Media dan connector size: kecil
– Maximum panjang kabel: 100m
Spesifikasi Kabel:
– 10 BASE-T
– 10 BASE5
– 10 BASE2
10BASE-T
Bandwith 10Mbps, type transmisi baseband (ditransmisikan secara digital), T untuk twisted kabel(panjang kabel max 100m).
10 BASE5
Bandwith10Mbps, type transmisi baseband,5 untuk panjang max 500m,menggunakan kabel coax jenis thicknet.
10 BASE2
Bandwith 10Mbps,type trnsmisi baseband, 2 untuk panjang max yang actual
185m,meggunakan kabel coaxial jenis thinnet.
Ke 3 spesifikasi diatas disebut juga LEGACY of ETHERNET (spesifikasi yang pertama kali digunakan dalam jaringan).
UTP kabel, media yang paling banyak digunakan pada jaringan dewasa ini. Kelebihan yang paling utama adalah sizenya yang kecil (mudah dipasang pada ducting kabel dan juga dimanapun).Bandwith yang bisa mencapai 1000 Mbps, disamping tentu harganya yang tidak mahal.
Beberapa type koneksi yang digunakan diantara alat dalam jaringan:
– Straight-through kabel
Digunakan pada device yang tidak sama seperti,switch-pc, hub-pc
– Crossover kabel
Digunakan untuk menghubungi device-device yang sama/sejenis seperti, switch-switch, switch-hub, router-pc.
– Rollover kab
Digunakan hanya untuk converter DB9(port serial pc) ke port console, biasanya untuk melakukan manajemen. Menghubungkan switch (manageable)-pc dan Router-pc.
– Optical media
Cahaya yang digunakan dalam jaringan fiber optic adalah sinar laser. Fiber optic adalah medium yang paling sering digunakan karena jaraknya yang jauh, bandwith yang tinggi, transmisi point to point yang dibutuhkan pada backbone LAN dan WAN.
Energi cahaya di gunakan untuk mengirim sejumlah besar data dengan aman dan dalam jarak yang jauh. Signal cahaya di dalam fiber ini dihasilkan dari transmitter yang merubah dari signal listrik menjadi signal cahaya. Receiver merubah cahaya yang datang dari ujung kabel kembali menjadi signal listrik.
Setiap fiberoptic kabel yang digunakan untuk jaringan terdiri dari 2 core fiber yang terpisah. Seperti kabel twisted pair, kabel yang terpisah digunakan untuk men transmit dan receive, fiber optic juga menggunakan satu fiber untuk men transmit/mengirim dan satu lagi untuk me receive/menerima.
Gambar: ujung/connector kabel optic(1 untuk transmit dan 1 untuk receive)
– Wireless Media
Wireless teknologi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media kabel seperti, device dapat dibawa ke mana saja/mobile,sedangkan kabel dan fiber terbatas. Terdapat standart dan regulasi yang harus disepakati bersama agar wireless teknologi dapat saling terkoneksi dan ini distandarisasi dengan IEEE 802.11, standart untuk WLANs. Terbagi atas:
– 802.11b
– 802.11a
– 802.11g
802.11b disebut juga dengan Wi-Fi Wireless Fidelity, bekerja pada frekwensi 2,4 Ghz, speed 11 Mbps, throughput 1-2 Mbps, menggunakan Direct Sequnce Spread Spectrum (DSSS), yang berkembang menjadi Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS).
802.11a bekerja pada frekwensi 5 Ghz, speed 54-108 Mbps, throughput 20-26Mbps, tidak compatible dengan Wi-F
802.11g bekerja pada frekwensi 2,4GHZ, speed 54-108 Mbps, throughput 20-26 Mbps, menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing( OFDM), compatible dengan Wi-Fi
Macam-macam topologi wireless:
– Independent Basic Service Set (IBSS)
Hubungan terjadi antara 2 devices wireless,tanpa menggunakan acces point sebagai sentral ‘ad-hoc’ topologi, seperti peer to peer dalam jaringan kabel, banyak permasalahan pada compability antara beberapa merk.
Gambar. Internal wireless NIC untuk desktop atau server
– Basic Service Net (BSS)
Untuk mengatasi masalah kompabilitas antar devices maka digunakan Access Point(AP) sebagai sentralhub dari jaringan WLAN, AP dihubungkan pada jaringan kabel LAN. Range efektif 90-150m.
Gambar. Access point
– Extended Service Set (ESS)
Untuk mengatasi range tadi, maka digunakan beberapa Access point agar wilayah yang dicover menjadi luas/overlaping.
Komunikasi Wireless menggunakan tiga type frame: control (contoh authentication request frame dan association request frame), management(frame berupa SSid dari Access point ke client), dan data frame(data yang akan dikirim).
Untuk mencegah collision dalam sharing radio frekwensi, WLAN menggunakan Carrier Sense Multiple ccess/Collision Avoidence (CSMA/CA), untuk memastikan request to send/ clear to send (RTS/CTS) terjadi sebelum data dikirim.
Chapter 4
Cable Testing
Waves atau yang dalam bahasa Indonesianya gelombang,adalah energi yang merambat dari 1 tempat ke tempat yg lain.
Terdapat 2 jenis gelombang,yaitu:
- Sine Waves yang mirip signal Analog
Contoh:
- Square Waves yang mirip signal Digital
Contoh:
Seluruh jenis gelombang memiliki atribut yang sama yaitu:
- Frequency:Banyaknya gelombang dalam 1 periode
- Amplitudo:Tingginya 1 gelombang,dan
- Pulses
Desibel adalah besaran dari power signal.bila nilainya negatif maka signal tersebut mengalami loss(kehilangan) dan bila nilainya positif maka signal bertambah atau malah besarnya kelebihan.
Rumus perhitungan decibel:
- Fiber & Wireless :
db = 10 log
- Copper Media :
db = 20 log
Gangguan pada signal biasa disebut Noise yang bias berasal dari:
- Kabel yang slaing berdekatan
- Electro Magnetic Interference(EMI)
- Radio Frequency Interference(RFI)
Noise dapat mempengaruhi Keseluruhan signal yang ditransmisikan(white noise),dan juga dapat pula hanya sebagian (Narrow band Interference).
Bandwidth dibagi menjadi 2,yaitu:
- Analog Bandwidth,biasanya pada Radio atau Amplifier
- Digital Bandwidth,biasanya digunakan pada pengiriman data pada computer
Terdapat 2 jenis kabel,yaitu: A. Copper
- Coaxial Cable
Shielded Twisted Pair(STP)
- UnShielded Twisted Pair(UTP)
- B. Fiber Optic
Berkurangnya kualitas suatu signal (degradasi signal) dapat disebabkan oleh beberapa hal,seperti:
- Attenuation
- Impedance mismatch
- Noise
- Crosstalk,beberapa macam crosstalk,antara lain:
o Near End Crosstalk(NEXT)
o Far End Crosstalk(FEXT)
o Power Sum Near End Crosstalk(PS-NEXT)
TIA/EIA-568-B standart menspesifikan 10 test yang harus dilewati oleh Cooper cable bila akan digunakan untuk high-speed Ethernet LANs.Optical Fiber juga harus melewati test sesuai dengan standar network yang ada.
CHAPTER 5
Cabling LAN and WAN
Standard-standard IEEE untuk Ethernet :
a.) 802.3 – Ethernet
b.) 802.3u – Fast Ethernet
c.) 802.3z – Gigabit Ethernet
Pada Ethernet, terdapat istilah AUI (Attachment Unit Interface) yang terdiri dari 15 pin, gunanya sebagai conventer misalnya Ethernet router yang tidak support RJ-45 harus memakai AUI sebagai perantara.
Standard Ethernet untuk media:
a.) 10 Base 2 : 10 Mbps, Baseband, 200 m(185 m), bus topology b.) 10 Base 5 : 10 Mbps, Baseband, 500 m, bus topology
c.) 10 Base T : 10 Mbps, BAseband, 100 m, star topology d.) 100 Base TX: 100 Mbps, BAseband, memakai UPT
e.) 100 Base FX : 100 Mbps, Baseband, memakai Fiber Optic
f.) 100 Base SX dan 1000 Base LX : 1000 Mbps, Baseband, memakai Fiber Optic g.) 1000 Base T : 1000 Mbps, Baseband, memakai UTP
Pada Hub terdapat aturan 5-4-3 dimana, terdapat 5 segment, maksimal 4 Repeater, hanya
3 segment yang terkoneksi user.
koneksinya ada 2 :
- User : populated
- Link : non-populated
Hub terbagi atas 3 tipe :
a.) Passive : alngsung operasi setelah colok power dan host b.) Active : dapat diatur
c.) Intelligent : dapat diatur
Media wireless biasanya menggunakan Radio Frequency (RF), Infrared (IF), Microwave, dan Satellite. Ada dua metode spectrum : Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) dan Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS).
Switch dan Bridge bekerja based on destination MAC Address, memiliki CAM (Content
Addressable memory) untuk menyimpan MAC dan portnya.
3 Operasi Switch dan Bridge :
- a) Flooding, saat destination MAC tidak ada di CAM, maka frame akan diforward ke semua port kecuali port asal & source MAC di catat, proses ini dinamakan floodin
- b) Forward, frame langsung dikirim ke tujuanbila destination MAC ada di CAM
table
- c) Filter, frame ke tujuan yang MAC-nya telah ada pada CAM aka difilter agar tidak keluar ke port lain selain tuj
CAM :
MAC | PORT |
A1 | 0/1 |
E5 | 0/5 |
↑
Yang dicatat itu SOURCE-nya
Tambahan:
Dua oprasi dasar swict;
<= misal dari A dikirim pesan ke E…
Pertama dia kirim sampe alamat destinationnya bener
Tapi kalo udah ada diCAM, gak dikirim kesemua, langsung ke destination
- A) switching data frame
- B) maintaining switching operation
Pengertian Broodcast Domain dan Collision Domain
Brooodcast domain akan meneruskan broodcast transmission pada domain tsb, contoh: request DHCP client thd. DHCP server. Collision domain memungkinkan terjadinya collision yang lebih banyak pada domain tsb.
Device layer 1 yaitu repeater dan hub tidak memisahkan colision domain dan tidak memisahkan broodcast domain.
Device layer 2 yaitu switch dan bridge memisahkan collision domain tapi tidak
memisahkan broadcast domain.
Device layer 3 yaitu router memisahkan collision domain dan memisahkan broodcast domain.
Perbandingan Mode Client-Server dgn Mode Peertoper Pada Local Area Network Peer to peer disebut juga work gruup mode, tidak ada sistem penyimpanan data terpusat diserver, semua data dan user account disimpan pada komputer lokal
Cara melihat nama workgroup:
Klik kanan icon MY Computer => properties=>Computer name=>changes
Cara melihat dan membuat user account:
Klik kanan icon MY Computer=>mange=>local user dan groups untuk membuatnya klik kanan pada folder Local Users and Group lalu New Users.
Work Group:
Admin
User A
Admin
User B
Admin
User C
Admin
User D
Setiap host computer pada peer to peer (workgroup) mempunyai peran yang sama dalam. Sharing dan mapping data
Sharing: share thd folder agar dapat diakses oleh host lainyan dlm network yang sama
Mapping: proses pengambilan folder yang dishare o/ sebuah computer
Sharing, ada beberapa cara:
*) klik kanan foldernya lalu pilih “Sharing and Security”, maksudnya nama folder sharenya.
*)start=> run => cnd
Net share name= path
Mapping ada beberapa cara:
*)start=> Run=> ketik:
\\ip tujuan\ foldershare
*)start =>run=>cmd=> ketik:
Net_use_*_\\ ip tujuan\ folder share_/user:name_ password
Tanda folder yabg dishare yaitu: Gambar tangan dibawah folder
folder
A
192.168.10.10
B
192.168.10.20
Komputer B mapping keA dgn cara : Start=> run=> ketik:
\\192.168.10.10\folder
Mode Server
Client-server mempunyai system penyimpangan terpusat dgn nomor active Directory pada computer server.
Bila server menjalankan system operasi:
- a) windows NT40 => Security Acount Manager (SAM)
- b) windows 2000 dan setelahnya=> Active Directory
Server:
-admin
-User A
-User B
-User C
Admin
Admin
Admin
Client dapat log in dari computer manapun sebab account dibuat diserver
Penetapan u/ security dan apa saja yang dapat diakses client dibuat dgn Group Policy
Object (GPO) pada server.
Perngantar WAN
Wide Area Network meliputi skala yg luas & menggunakan teknologi spt; frame relay,
150N, TI ,dll
Alat2x pada WAN misalnya modem, router, communication server (provider)
DTE DCE
oooo
inet
router
modem
Terhadap cable serial yang dapat berupa DTE (connector-nya mde) Maupun DCE (co nnector female)
Router dihubungkan dgn serial yg berupa DTE, lalu dihubungkan ke modem yg interfocenya DCE.
Chapter 6
Ethernet Fundamental
Ethernet memungkinkan berbagai host untuk berbagi medium yang sama tanpa collision yang signifikan.
Mengenal metode CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access / Collision Detection). Ethernet diciptakan oleh DIX (Digital Corporation, Intel, dan Xerox) dan memiliki
standar IEEE 802.3
Terdapat isitilah legacy ethernet yaitu ethernet yang beroperasi pada 10 Mbps
Pada OSI Layer, ethernet bekerja pada layer physical dan data link.
Layer data link membuat ethernet menggunakan frame dalam mengirim data.
Pengiriman frame pada layer 2 berdasarkan MAC address, MAC terdiri dari 48 bits, 12 hexadecimal, dan 6 bytes.
Tipe-tipe frame ethernet :
- a) 803
Preamble
7 |
SFD
1 |
Destination
6 |
Source
6 |
Type/ Length
2 |
Data
46-1500 |
FCS
4 |
- b) Ethernet II
Preamble
8 |
Destination
6 |
Source
6 |
Type/ Length
2 |
Data
46-1500 |
FCS
4 |
Preamble digunakan sebagai timing information pada ethernet 10 Mbps atau kurang.
SFD adalah Smart Frame of Delimiter > akhir timing information, bentuknya
10101011.
Destination dan sourcenya merupakan destination dan source MAC address.
FCS adalah check sequence yang digunakan untuk pengecekan kesalahan.
MAC address terbagi menjadi 2 tipe :
- a. Deterministic : collisionless, misalnya pada token ring dengan metode token passing.
- b. Non- Deterministic : dapat terjadi collision, contohnya pada
Bentuk penulisan method pada ethernet :
Ethernet juga mengenal Logical Link Control (LLC) pada layer data link guna mengubungkan dengan layer diatasnya.
Ethernet menjalankan fungsi :
- a. Mengirim dan menerima data b. Mendeteksi error.
Cara kerja CSMA/CA pada ethernet
CSMA/CD merupakan metode pengontrolan collision, misalnya terdapat topologi :
Host A ingin mengirimkan data ke host B, pada saat yang bersamaan, host C mengirim data ke host B, akan terjadi collision dan menyebabkan signal dalam media jaringan meningkat, lalu pengiriman dihentikan dan waktu untuk setiap host dalam mengirim kembali diacak. Host C yang menyebabkan collision tidak akan mendapat prioritas pertama dalam mengirim data.
Macam-macam jenis collision yaitu :
- Local
Collision yang terjadi di segmen yang sama; penggambarannya :
- Remote
Collision yang terjadi di segmen yang berbeda, penggambarannya :
- Late
Collision yang terjadi setelah 64 bytes pertama dari satu frame di pandang dari sisi si frame-nya.
Jenis-jenis gangguan pada frame :
- Short frame
- Long frame
Chapter 7
Ethernet Technologies
Legacy Ethernet
Bandwidth Legacy Ethernet: 10Mbps (20Mbps bila full-duplex). Legacy Ethernet menggunakan Manchester encoding.
10Base5
– Maximum distance: 500m
– Medium: Coaxial cable
10Base2
– Maximum distance: 185m
– Medium: Coaxial cable
10Base-T
– Maximum distance: 100m
– Medium: UTP
Fast Ethernet
Bandwidth Fast Ethernet: 100Mbps (200Mbps bila full-duplex).
100Base-TX
– Maximum distance: 100m
– Medium: UTP
100Base-FX
– Maximum distance: 228-412m
– Medium: Fiber
Gigabit Ethernet
Bandwidth Gigabit Ethernet: 1000Mbps. Gigabit Ethernet menggunakan 4 pasang kabel untuk transfer dan menerima data secara bersamaan. (full-duplex) Gigabit Ethernet mempunyai keuntungan: bebas noise, jarak tempuh yang lebih jauh dan bandwidth yang lebih besar sehingga sering dipakai untuk teknologi backbone.
1000Base-T
– Maximum distance: 100m
– Medium: UTP
1000Base-SX
– Maximum distance: 220-550m
– Medium: Fiber
1000Base-LX
– Maximum distance: 550-5000m
– Medium: Fiber
Chapter 8
Ethernet Switching
Ethernet adalah sharing media, baseband teknologi, yang artinya hanya satu node dapat mentransmit satu data pda saat itu juga. Untuk meningkatkan jumlah node dalam single segment akan berakibat pada kebutuhan bandwith yang harus ditingkatkan juga. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya collision. Pemecahan dari masalah ini adalah membagi suatu segment network yang besar menjadi beberapa bagian dan memisahkannya menjadi collision domain yang terpisah. Bridges dan switches dipakai untuk memecah network menjadi multiple collision domains.
Bridge membuat bridge table dari source address suatu packets yang diproses. Address tersebut berhubungan dengan frame port yang masuk. Akhirnya bridge table mempunyai informasi dari address-address yang memungkinkan bridge untuk meneruskan frame keluar melalui port yang didasarkan pada destination address.
Gambar. Keadaan default ( bridge table kosong)
Gambar. Bridge table sudah terisi
Switch adalah bridge dengan banyak port, mempunyai cara kerja yang sama dengan bridge tapi juga dilengkapi dengan virtual connection yang langsung menghubungkan antara source dan destination node,dibandingkan antara source collision domain dan destination collision domain. Setiap portnya membuat collision domain. Switch membuat secara dinamik dan memelihara Content Addressable Memory (CAM) table, menjaga semua informasi MAC yang dibutuhkan untuk tiap port. CAM adalah memory yang pada hakekatnya bekerja mulai dari belakang dibanding dengan conventional memory.
Tiga proses Switch based on CAM table
– Flooding, disebarkan ke semua port kecuali port asalnya, bila destination Mac belum ada di CAM table
– Forward, frame langsung dikirim ke tujuan berdasarkan destination Mac, bila destination telah ada.
– Filter, frame tidak dikirim ke port yang bukan terdapat Mac address tujuan.
Dua device yang dihubungkan ke port Switch menyebabkan small collision domain. Small physical segments ini dinamakan microsegments. Microsegments dihubungkan dengan menggunakan twisted pair kabel yang sanggup berkomunikasi
secara full-duplex. Dalam mode full duplex , ketika kabel yang terpisah digunakan untuk transmit dan receive diantara host, tidak terdapat konflik dalam media tersebut, oleh sebab itu collision domain tidak terbentuk lagi.
Full Duplex
– bandwith menjadi double diantara node
– Transmisi bebas collision
– Dua 10 atau 100 Mbps jalur data
Kebanyakan Switch support untuk komunikasi dalam mode full duplex, begitu juga NIC, dalam teorinya bandwith akan menjadi double ketika digunakan mode full duplex.
Terdapat 3 jenis SWITCH:
– Cut Through Switch
– Store and Forward Switch
– Fragment Free Switch
Cut Through Switch.
Switch dapat segera meneruskan frame ke tujuan begitu destination address terbaca, tidak terdapat error cheking, latency yang rendah.
Cut Through mode
Store and Forward Switch
Switch menerima keseluruhan frame sebelum mengirim kembali ke port tujuan, memeriksa sampai Frame check Sequence (FCS), kalau frame valid, Switch melihat ke alamat tujuan apa ada di table, yang kemudian frame dikirimkan ke port tujuan.Delay paling tinggi
Store and Forward mode
Fragment-free switching
Fragment free switch membaca dan memeriksa 64 bytes pertama dari frame sebelum meneruskannya ke port tujuan.
Fragment Free mode
Switch pada network biasanya menggunakan Spanning-Tree Protocol (STP) untuk mengidentifikasi dan mematikan jalur yang terlalu banyak yang melalui suatu network (broadcast storm). Hasilnya adalah jalur untuk melalui network terbebas dari loop (dengan memblok port menggunakan Spanning Tree Algorithm)
Layer 2 tidak mempunyai Time To Live (TTL)seperti pada Layer 3 dalam mengatasi looping, maka digunakan STP. Proses-proses dalam STP:
- Blocking
- Listening
- Learning
- Forwarding
- Disabled
Proses cara kerja STP pada suatu port
- From initialization to blocking
- From blocking to listening or to disabled
- From listening to learning or to disabled
- From learning to forwarding or to disabled
- From forwarding to disabled
Menggunakan layer 2 device(switch) untuk memecah LAN ke dalam multi Collision domain dapat meningkatkan bandwith yang ada pada tiap-tiap host. Tapi device layer 2(switch) meneruskan Broadcast, seperti ARP. Device layer 3(router) dibutuhkan untuk mengontrol broadcast dan membagi broadcast domain.
Data bergerak melintasi traffic manajemen suatu device pada layer 1, 2, dan 3 pada OSI model. Layer 1 digunakan untuk transmisi melintasi fisik media, layer 2 untuk collision domain manajemen, dan Layer 3 untuk broadcast domain manajemen.
Chapter 9
TCP/IP Protocol Suite & IP Addressing
Protocol ini dikembang kan oleh Departement of Defense(DOD) untuk menghasilkan Network yang terpercaya.
Pada TCP/IP terdapat 4 Layer,yang terdiri dari:
- APPLICATION Layer
Contohnya antara lain:FTP,TFTP,NFS,SMTP,TelNetSNMP,dan masih banyak yang lain
- TRANSPORT Layer
Pada Layer ini terdapat 2 protocol utama,yaitu
o TCP(Transmission Control Protocol)
Sifatnya Realible,Connection Oriented
o UDP(User Datagram Protocol)
Sifatnya UnRealible,Connectionless
- INTERNET Layer
Berfungsi untuk menentukan jalur yang paling baik pada Network saat pengirim data dilakukan
Beberapa protocol yang beroperasi pada layer ini,antara lain:
IP,ICMP,RARP,ARP,dll
- NETWORK ACCESS Layer
Berfungsi untuk mengijinkan Packet IP melakukan koneksi fisik dengan
Media Network.
IP Addressing Dibedakan menjadi 2,yaitu:
- Private
Private IP digunakan untuk jaringan lokal yang terkoneksi dengan internet
Kelas A:10.0.0.0 – 10.255.255.255
Kelas B:172.16.0.0 – 172.31.255.255
Kelas C:192.168.0.0 – 192.168.255.255
- Public
IP.
Digunakan untuk Jaringan Internet,misalnya untuk Situs-situs/website. Ada 3 macam cara untuk memberikan IP pada suatu computer.
- Static,disetting secara manual
- Dynamic,penyetingan dilakukan menggunakan DHCP
- Reservation,juga dengan DHCP dan secara permanent
SubNet Mask berguna untuk mengetahui terdapat di network manakah sebuah
Caranya yaitu IP di AND dengan SubNet Mask maka akan menghasilkan Network ID.
Selain IP TCP/ IP Protocol juga menyediakan beberapa protocol yang fungsinya untuk melakukan pengalamatan.
o RARP(Reverse Address Resolution Protocol)
RARP Digunakan untuk mendapatkan IP address dari MAC.
o BOOTP(BOOTstrap Protocol)
Beroperasi pada lingkungan Client-server,dan hanya memerlukan 1 buah paket untuk mengumpulkan/mecari IP.
BOOTP sudah jarang digunakan dan digantikan oleh DHCP sebagai pemberi IP secara dinamis.
o DHCP(Dynamic Host Configuration Protocol)
Berbeda dengan BOOTP,DHCP mengizinkan host untuk melakukan pengeSETan alamat IP secara dinamis.
o ARP(Address Resolution Protocol)
ARP digunakan untuk menetapkan MAC Address dari IP Address.
38
CHAPTER 10
Routing Fundamental & Subnet
Pegertian Protocol
Protocol : sekumpulan aturan yang mendefinisikan bagaimana computer atau host dapat berkomunikasi, aturan yang dideskripsikan:
a.) format yang dipertukarkan
b.) cara computer bertukar pesan
Dalam network terdapat 2 protocol utama, yaitu :
a.) Routing protocol
Protocol yang digunakan untuk membangun routing table overall network dan memilih best path. Routing table digunakansebagai panduan dalam melakukan routing (meneruskan paket ke network yang berbeda)
Routing table berisi network yang directly connected maupun network remote
b.) Routing protocol
berguna untuk meneruskan paket ke tujuan atau router berikutnya berdasarkan informasi pada routing table, contohnya IP
Routing sendiri mempunyai 2 jenis, yaitu :
a.) static routing
b.) dynamic routing
Static Routing
Static Routing berguna untuk membangun routing table secara manual, jadi tidak menggunakan routing proocol dalam mebuat routing table, memiliki kelemahan bila network ada banyak (harus memasukkan satu-satu)
Contoh membangun static routing pada topology sebelumnya:
A(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 200.10.10.20
A(config)#ip route 200.20.20.0 255.255.255.0 200.10.10.20
A(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 200.20.20.10
B(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 200.10.10.10
B(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 200.20.20.20
A(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 200.20.20.10
A(config)#ip route 200.10.10.0 255.255.255.0 200.20.20.10
A(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 200.10.10.10
Dynamic routing
Dynamic Routing menggunakan routing protocol dalam membangun routing table dan memudahkan bila network atau route yang terdapat ada banyak:
a.) routing Information Protocol (RIP
b.) Interior Gateway Rating Protocol (IGRP)
c.) OpenOpen Shortest Path First (OSPF)
d.) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
e.) Border Gateway Protocol(BGP)
f.) Intermediate System to Intermediate System, (IS-IS)
2 Algoritma routing, yaitu :
a.) distance over b.) link state
Distance Vector Routing
Distance vector mengirimkan routing update secara estafet kepada router-router tetangganya, setiap kali melewati sebuah router, maka hop akan ditambahkan ( hop
=router yang dilalui).
Routing update mengirimkan copy routing table secara lengkap pada router tetangganya. Router-router dalam jaringan distance vector hanya tahu network dari tetangganya saja. Contoh routing protocol distance vector :
a.) RIP v1 & RIP v2
b.) IGRP
c.) BGP
Link State Routing
Link state tidak terbatas jumlah hop dalam mengirim update, jadi dapat menjangkau network yang lebih luas.
Link state mengirimkan link state advertisement (LSA) secara broadcast(flooding) ke
semua router dalam jaringan.
Info LSA disimpan oleh setiap router dalam databasenya sehingga setiap router tahu topologi jaringan secara overall.
Istilah-istilah link state :
a.) Link State Advertisement (LSA)
b.) Djikstra
c.) Routing Table d.) Neighbor table
e.) Database/ topologi table
Info LSA disimpan pada database/ topological tbale, kemudian Djikstra digunakan dalam menghitung cost atau best path dan perhitungan diletakkan dalam routing table.
Link State juga mempunyai neighbor table yang berisi daftar router tetangganya. Link Sate mengenal periodic update, update hanya dilakukab bila ada perubahan(event triggred update) dengan mengirim LSA lagi ke semua router.
Perubahan diketahui dengan pengiriman Link State Refresh berupa hellomessages secara
periodik (ukuran lebih kecil dari pada routing update distance vector)
Contoh Link State Routing Protocol :
a.) OSPF
b.) IS-IS
Selain berdasarkan algoritma, routing protocol juga dapat dibedakan menjadi 2 dari
AS(Autonomous System = Network yg Policy sama) yaitu:
a.) IGP
b.) EGP
Informasi lain pada routing protocol mendefinisikan:
a.) protocol-type : jenis routing protocol
b.) next hop association : apakah suatu network directly connected atau remote c.) outbound interface : ke interface mana routing dilakukan
d.) routing metric : perhitungan best route
Pengantar Subnetting
Subnetting adalah proses memcah-mecah network yang besar menjadi network-network yang lebih kecil.
Subnet mask yang dipakai oleh suatu class dapat menjadi tidak default. Network-netwok kecil yang diperoleh hasil dari subnet mask tidak dapat berhubungan tanpa melalui router.
Subnetting memiliki rumus:
Total subnet = 2 subnet bit
Usable subnet = 2 subnet bit – 2
Total host per subnet = 2 host bit
Usable host per subnet = 2 host bit – 2
Keterangan :
– Usable subnet yaitu total subnet dikurang dua sebab menurut aturan cisco, subnet pertama & terakhir tidak boleh digunakan.
Subnet pertama disebut juga subnet zero
– Usable host per subnet yaitu total host per subnet dikurang dua sebab alamat network dan alamat terakhir dari subnetwork adalah alamat broadcast.
Berdasarkan subnet mask secara default:
a.) Class A
11111111.00000000.00000000.00000000
Network bit host bit b.) Class B
11111111.11111111.00000000.00000000
Network bit host bit c.) Class C
11111111.1111111.1111111.0000000
Network bit host bit
Subnet bit akan muncul setelah subnetting dilakukan
Chapter 11
TCP / IP Transport and Application Layer
Fungsi dari transport layer :
- a) Meregulasikan aliran informasi secara akurat dan terpercaya dengan sliding window, sequence number, dan
- b) Menjamin Realibility dan melakukan flow
TCP / IP merupakan gabungan dari dua layer yaitu TCP pada layer 4 dan IP pada layer 3. TCP membentuk virtual circuit, sifatnya connection oriented dan membentuk koneksi
dengan three way handshake :
Flow control digunakan untuk mengatur jumlah data yang dikirim pada suatu waktu, ditentukan oleh window size.
Contoh window size 2 yang sudah membentuk sliding window :
Sequence number digunakan untuk mengurutkan data agar sampai pada tujuan sesuai urutannya.
Bila pada selang waktu tertentu ACK tidak diterima oleh host sumber dari host tujuan, maka akan dilakukan retransmission atau pengiriman kembali ke tujuan.
Transport layer berkomunikasi dengan application layer dengan menggunakan port number.
Port dibawah 1024 disebut juga well-unknown port number.
Protocol-protocol yang memakai TCP :
– HTPP :
Bekerja sama dengan www digunakan untuk merequest halaman web dari web server untuk ditampilkan pada browser client.
Halaman web dapat dibuat dengan Hypertext Markup Language (HTML) yang
merupakan web static ataupun dengan web dinamis seperti PHP, ASP, atau JSP –
> port 80.
– FTP :
Digunakan untuk melakukan transfer file dari server FTP ke client FTP ( port 20 dan 21).
– SMTP :
Digunakan untuk email server (port 25).
– TelNet :
Digunakan untuk remote ke komputer lain (port 32).
Uer Datagram Protocol (UDP)
UDP yaitu protocol yang sifatnya connectionless, tidak membentuk koneksi atau virtual circuit, pengiriman langsung dilakukan tanpa memperdulikan data sampai pada tujuan atau tidak.
Protocol yang memakai UDP :
– SNMP :
Untuk manajemen network (port 161).
– TFTP :
Backup IOS dan configuration file pada router dan switch Cisco (port 69).
– DHCP : (Membagi IP address)
Membagi IP secara dinamik (port 67 dan 68).
DNS memakai TCP dan UDP sekaligus, untuk menterjemahkan nama ke IP dan sebaliknya (port 53).