The Influence of Project-Based Learning’s Model and Problem-Based Learning with Module on Students Achievement Score in Ecosystem Materials at State of Senior High School 1 Jejawi
Oleh
Wulandari Saputri1, Saleh Hidayat2, Sri Wardhani3
wulandari.saputri130@gmail.com,
saleh_UMP@yahoo.com, dan s_wardhaniump@yahoo.com
FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Palembang
Abstract
The background of this research by the teachers teaching pattern in delivering material in classroom was conventional that has effect to the low students achievement score in Biology subject. Whereas to increase students achievement score was the duty and responsibility of the teachers. In this case applying project-based learning and problems-based learning was one of alternative to increase students achievement score. Both of them have proven increasing students achievement score even if it was applied together in teaching material to support independent learning concept, i.e. module. The objective of the study was to find out the differences between students achievement score was taught using project-based learning and problems-based learning with module in ecosystem material at Public Senior High School 1 Jejawi. The hypotheses in this research, guess that any difference at students achievement score which taught using project-based learning and problems-based learning with module in ecosystem material at State of Senior High School 1 Jejawi. This research used quasi experimental method. Based on the result of independent sample t-test belong from post-test both of class got match-t 2,546 > t-table 1,9917, it means that applying problems-based learning is different with project-based learning. In conlusion, there were differences students achievement score between project-based learning and problems-based learning with module in ecosystem material at State of Senior High School 1 Jejawi.
Key word: project-based learning, problem-based learning, module
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pola pengajaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas masih bersifat konvensional yang mengakibatkan rendahnya nilai Biologi siswa. Padahal meningkatkan hasil belajar siswa adalah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru. Dalam hal ini penerapan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua model ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa apalagi jika diterapkan bersama bahan ajar yang mendukung konsep pembelajaran mandiri, yaitu modul. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah berbantuan modul pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi. Hipotesis dalam penelitian ini, diduga terdapat perbedaan pada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah berbantuan modul pada materi ekoistem di SMA Negeri 1 Jejawi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Berdasarkan hasil uji-t data tidak berpasangan dari tes akhir kedua kelas diperoleh t–hitung 2,546 > t-tabel 1,9917, artinya penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbeda nyata terhadap pembelajaran berbasis proyek.Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah berbantuan modul pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
Kata kunci: model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran berbasis masalah, modul
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru atau tenaga pendidikan yang profesional. Berbagai upaya pendekatan dalam pembelajaran di kelas telah dilakukan, namun sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL), yakni model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), dan bahan ajar modul.
Menurut Thomas (2000) dalam Lestari (2011), model PBP adalah tugas-tugas kompleks, yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau permasalahan, yang melibatkan para siswa di dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau aktivitas investigasi, memberi peluang para siswa untuk bekerja secara otonomi dengan periode waktu yang lama, dan akhirnya menghasilkan produk-produk yang nyata atau presentasi-presentasi. Sedangkan model PBM adalah suatu model yang menggunakan masalah sebagai awal dari proses pembelajaran (Sudrajat, 2010). Modul merupakan suatu paket pembelajaran mandiri berisi satu topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan waktu belajar beberapa jauh untuk satu minggu (Kemp, 1978 dalam Wena, 2011:231). Modul dirancang agar siswa dapat belajar mandiri, hal ini sejalan dengan model pembelajaran PBP dan PBM yang menggunakan pendekatan SCL dimana kegiatan belajar berpusat kepada siswa, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul pengaruh model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan modul terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan rancangan desain kelompok tes awal dan tes akhir. Penelitian ini diterapkan pada dua kelas yang berbeda, yakni diajar menggunakan model PBP dan PBM berbantuan modul. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas adalah model PBP dan PBM, serta modul. Sedangkan variabel terikatnya hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini yang merupakan populasi adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Jejawi tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 7 kelas yang berjumlah 283 siswa. Berdasarkan prosedur sampling yang dinamakan sampel acak sederhana dengan cara undian maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X3 terdiri dari 40 siswa sedangkan X4 terdiri dari 38 siswa. Sehingga total seluruh sampel adalah 78 siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dipaparkan tentang data penelitian tes awal dan tes akhir setelah diterapkan model PBP pada kelas X4 dan PBM pada kelas X3 yang masing-masing berbantuan modul. Pada bagian ini juga dipaparkan perbandingan hasil belajar siswa dari kedua kelas tersebut.
Untuk membuktikan adanya perbedaan pada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model PBP berbantuan modul dilakukan perhitungan terhadap hasil tes awal dan tes akhir melalui uji t data berpasangan (paired sample t-test) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Uji t Data Berpasangan pada Kelas X4 yang Diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Modul
|
Tingkat Perbedaan Variabel |
|
|
|
||||
Rata-Rata |
Standar Deviasi |
Standar Eror |
Tingkat Kepercayaan pada 95% |
t-hitung |
Derajat bebas |
Signifikansi |
||
Bawah |
Atas |
|||||||
Tes Akhir Tes Awal |
39,410 |
11,873 |
1,926 |
35,507 |
43,312 |
20,462 |
37 |
0,000 |
Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan SPSS Versi 17.0
Berdasarkan tabel di atas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Menurut kriteria, Ha atau hipotesis alternatif akan diterima jika t-hitung lebih besar t-tabel, serta a lebih kecil dari 0,05. Pada perhitungan tes awal dan tes akhir kelas X4 ditentukan bahwa derajat bebasnya adalah 37. Pada tabel t dengan signifikansi 5%, df = 37, nilainya adalah 2,0262. Jadi, karena t-hitung 20,462 > t-tabel 2,0262, artinya tes akhir berbeda nyata dengan tes awal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBP berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
Selanjutnya, untuk membuktikan adanya perbedaan pada hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model PBM berbantuan modul maka dilakukan perhitungan melalui uji t data berpasangan (paired sample t-test) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Uji t Data Berpasangan pada Kelas X3 yang Diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Modul
|
Tingkat Perbedaan Variabel |
|
|
|
||||
Rata-Rata |
Standar Deviasi |
Standar Eror |
Tingkat Kepercayaan pada 95% |
t-hitung |
Derajat bebas |
Signifikansi |
||
Bawah |
Atas |
|||||||
Tes Akhir Tes Awal |
44,693 |
10,309 |
1,630 |
41,395 |
47,989 |
27,416 |
39 |
0,000 |
Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan SPSS Versi 17.0
Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Menurut kriteria, Ha atau hipotesis alternatif akan diterima jika t-hitung lebih besar daripada t-tabel, serta a lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, pada perhitungan tes awal dan tes akhir kelas X3 ditentukan bahwa derajat bebasnya adalah 39. Pada tabel t dengan signifikansi 5%, df = 39, nilainya adalah 2,0227. Jadi, karena t-hitung 27,416 > t-tabel 2,0227, artinya tes akhir berbeda nyata dengan tes awal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBM berbantuan modul dapat melatih siswa untuk belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan.
Selanjutnya, peneliti lalu membandingkan hasil tes akhir dari kedua kelas tersebut. Untuk menguji kebenaran hipotesis tentang adanya perbedaan yang nyata antara hasil belajar siswa kelas X3 yang menggunakan model PBM dan kelas X4 yang menggunakan model PBP yang masing-masing berbantuan modul dilakukan uji t data tidak berpasangan (independent sample t-test) yang terdapat pada program SPSS versi 17.0. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Uji t Data Tidak Berpasangan Kelas X4 dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah danKelas X3 dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Modul
|
Levene’s Test untuk Kesetaraan Varians |
Persamaan Rata-Rata Untuk t-test |
||||||||
F |
Signi-fikansi |
t- hitung
|
Derajat Bebas |
Signi-fikansi |
Perbedaan Rata-Rata |
Perbedaan Standar Eror |
Tingkat Kepercayaan pada 95% |
|||
Bawah |
Atas |
|||||||||
Nilai |
Varians di-asumsikan sama |
0,059 |
0,809 |
2,546 |
76 |
0,013 |
5,000 |
1,964 |
1,088 |
8,911 |
|
Varians di-asumsikan tidak sama |
|
|
2,546 |
75,795 |
0,013 |
5,000 |
1,964 |
1,088 |
8,912 |
Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan SPSS Versi 17.0 (lampiran)
Berdasarkan tabel di atas pada Levene’s Test yang merupakan uji homogenitas untuk kesetaraan varians terlihat bahwa nilai F adalah 0,059 dengan signifikansi 0,809. Menurut kriteria uji homogenitas, suatu data homogen jika nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05. Jadi karena nilai signifikansi 0,809 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians pada hasil tes akhir dari kelas X3 dan X4 (data homogen). Selanjutnya, jika suatu data bersifat homogen maka cukup lihat baris varians diasumsikan sama. Sehingga didapat nilai t-hitungnya adalah 2,546, sementara derajat bebas dari dua kelas tersebut adalah 76. Pada tabel t dengan signifikansi 5%, df = 76 adalah 1,9917. Berdasarkan kriteria penerimaan hipotesis alternatif atau Ha akan diterima jika t-hitung lebih besar daripada t-tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Karena nilai t-hitung 2,546 > dari t-tabel 1,9917, maka Ha diterima. Dengan demikian diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model PBM dan PBP berbantuan modul. Hal tersebut dirasakan langsung oleh peneliti ketika mengajar di kelas X3 mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga, kondisi ruangan kelas yang tenang kemudian siswa diberikan modul membuat mereka semakin antusias untuk belajar. Selain itu, siswa yang dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas analisis kritis artikel yang berkaitan dengan tema pencemaran lingkungan yang telah diberikan oleh guru membuat siswa menjadi lebih mudah mengerjakan tugas dengan cara saling bertukar pikiran sesama anggota kelompok. Masalah yang diberikan oleh guru pun erat dengan kehidupan mereka sehari-hari, sehingga saat melakukan presentasi siswa dapat dengan mudah menjawabnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Arends (2004:406) dalam Adnyana (2010) yang menyatakan model PBM dilaksanakan dengan lima langkah (fase), yaitu: 1) mengarahkan siswa pada masalah (orient students to the problem); 2) mengorganisasi siswa dalam belajar (organize students for study); 3) membimbing secara individual maupun kelompok melakukan penyelidikan (assist independent and group investigation); 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya (develop and present artifacts and exhibits); dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (analyze and evaluate the problem-solving process).
Pada kelas X4 yang diajar dengan menggunakan model PBP berbantuan modul meskipun cukup signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, namun hasilnya masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas X3 yang diajar dengan model PBM berbantuan modul. Hal ini diduga oleh peneliti terjadi karena kurang antusiasnya beberap
a siswa dan jam pelajaran Biologi yang berada di akhir. Selain itu, tugas proyek yang diberikan butuh keterampilan, perhatian, dan waktu yang lebih untuk siswa menyelesaikannya. Kurangnya perhatian dari siswa berimbas pada saat mereka mengerjakan tugas mandiri maupun tugas kelompok yang terdapat pada modul di rumah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Santoso (2011) yang menyebutkan bahwa salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka menggunakan pekerjaan atau tugas di rumah adalah menjaga siswa tetap terlibat, karena pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya apabila tugas-tugas itu rutin.
Dari pembahasan di atas terdapat hubungan antara kedua model tersebut, yaitu kedua model ini sama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian model PBM berbantuan modul lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem di kelas X3 SMA Negeri 1 Jejawi.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
- Penerapan model PBM dan PBP berbantuan modul dapat meningkatkan hasil belajar pada materi ekosistem siswa kelas X3 dan X4 SMA Negeri 1 Jejawi.
- Terdapat perbedaan yang nyata antara model PBM dan PBP berbantuan modul pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 Jejawi.
- Berdasarkan nilai rata-ratanya, model PBM berbantuan modul memberikan perbedaan yang sangat nyata, yaitu 82,57 jika dibandingkan dengan dengan model PBP berbantuan modul yang hanya 77,57 pada materi ekosistem di SMA Negeri 1 jejawi.
- Hasil belajar siswa dengan model PBM berbantuan modul berbeda nyata karena model ini dapat melatih siswa untuk belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah dalam bentuk artikel yang sudah diberikan guru, sedangkan model PBP membutuhkan keterampilan lebih dari sekedar memecahkan masalah, yakni keterampilan dan kedisiplinan dalam melakukan penelitian mulai dari merancang proses, proses investigasi sampai menghasilkan produk yang nyata.
SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
- Bagi guru, untuk meningkatkan hasil belajar siswa diarankan menggunakan model PBM berbantuan modul sebagai alternatif dalam proses pembelajaran biologi di SMA kelas X3 semester II pada materi ekosistem, karena terbukti dapat melatih siswa belajar mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memahami pelajaran.
- Dalam penerapan model PBM berbantuan modul, guru hendaknya memberikan masalah yang bersifat nyata dan berada di seputar materi pelajaran.
- Disarankan diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model PBM berbantuan modul pada pokok bahasan biologi lainnya.
- Disarankan kepada peneliti lain hendaknya melakukan uji validitas terlebih dahulu terhadap butir pertanyaan sebelum melakukan penelitian agar didapat hasil belajar siswa yang valid.
- Disarankan kepada peneliti lain hendaknya melakukan uji normalitas terlebih dahulu sebelum menentukan jenis uji yang akan dipakai dalam mengolah data penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, Putra Gede. 2010. Meningkatkan Kualitas Aktivitas Belajar, Keterampilan Berpikir Kritis, dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Banjar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. (Online) (http://putradnyana-ptk.blogspot.com, diakses pada tanggal 7 Juni 2012).
Lestari, dkk. 2010. Project Based Learning. (Online) (http://duniagil.wordpress.com, diakses pada tanggal 3 Januari 2012).
Santoso, Ras Eko Budi. 2011. Model Pembelajaran Berbasis Proyek. (Online) (http://ras-eko.blogspot.com, diakses pada tanggal 9 Januari 2012).
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.